Archive

Archive for the ‘Uncategorized’ Category

Bab 15 Tanggung jawab Sosial Terhadap Konsumen (chapter 15 Consumers Against Corporate Social Responsibility)

Sebaik apapun produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu industri tidak akan dibeli oleh konsumen jika produk tersebut bukan kebutuhan konsumen.  Walaupun produk tersebut merupakan kebutuhan konsumen, tetapi tidak dikomunikasikan dengan baik, yang bisa dipahami oleh konsumen, maka konsumen tidak akan mengenalinya dan membelinya.  Keputusan ada di tangan konsumen.  Pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen agar proses komunikasi bisa diterima oleh konsumen.

Pemahaman yang baik mengenai perilaku konsumen bukan saja akan memberikan manfaat positif bagi produsen jika dipakai sesuai dengan etika bisnis, juga bisa memberikan dampak yang buruk bagi konsumen jika produsen tergelincir menggunakan pemahamannya untuk memanipulasi konsumen.

Kebutuhan dan keinginan setiap konsumen adalah berbeda, tetapi semua konsumen melakukan hal yang sama yaitu kosumen melakukan hal yang sama yaitu konsumsi barang dan jasa.  Kesamaan kegiatan ini dilakukan bahwa semua konsumen memiliki kepentingan yang sama.

Konsumen menginginkan memperoleh barang dan jasa dengan sebaik-baiknya, produsen menginginkan memperoleh untung yang sebanyak-banyaknya.  Perbedaan kepentingan tersebut sering kali menjadi sumber ketegangan antara produsen dan konsumen.

Sumber ketegangan ini adalah makanan dan minuman yang merupakan kebutuhan pokok konsumen.

Praktik-praktik penjualan makanan yang merugikan konsumen yaitu :

  1. manipulasi harga
  2. promosi pengurangan harga yang tidak benar
  3. biaya kemasan
  4. shortweighting dan slackfilling

shortweighting : berat makanan sebenarnya lebih kecil dan berat yang tertera pada label kemasan

slackfilling: kemasan yang seolah-olah produk yang terisi penuh, padahal kenyataannya tidak penuh.

  1. Penempatan produk yang mentah atau rusak
  2. Manipulasi timbangan
  3. Pemberian harga yang ganjil
  4. Tanpa tanggal kadaluarsa

Informasi yang mengelabui sangat merugikan konsumen.  Empat jenis informasi yang mengelabui yaitu:

  • Klaim objektif : suatu informasi yang diberikan kepada konsumen tentang karakteristik suatu produk
  • Kaliam subjektif
  • Klaim dua arti : klaim yang mengandung dua arti, sebagian benar dan sebagian salah
  • Klaim tidak rasional : pernyataan yang tidak mempunyai dasar, tidak didukung oleh logika

Hak-hak konsumen berdasarkan UU Perlindungan Konsumen yaitu:

  • Hak untuk memperoleh keamanan
  • Hak untuk memperoleh informasi
  • Hak untuk didenganrkan
  • Hak untuk memilih

Summarized by Mutiara Randy (majoring in Food science and Technology, college of Agricultural Technology – Bogor Agricultural University , Bogor-Indonesia )

Based on Ujang Sumarwan . 2003 . Perilaku Konsumen : Teori dan penerapannya dalam pemasaran (Consumer Behavior : Theory anda Application in Marketing )

www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id

Categories: Uncategorized

Bab 14 Proses Pembelian, Konsumsi dan Kepuasan Konsumen (chapter 14 Process Purchase, Consumption and Consumer Satisfaction)

Beberapa alasan mengapa keinginan yang sudah bulat untuk membeli seringkali harus dibatalkan yaitu :

  1. Motivasi yang berubah
  2. Situasi yang berubah
  3. Produk yang akan dibeli tidak bersedia

Jenis pembelian produk atau jasa yang dilakukan oleh konsumen yaitu :

  • Pembelian yang terencana sepenuhnya
  • Pembelian yang separuh terencana
  • Pembelian yang tidak terencana

Proses pembelian :

  1. Tahap prapembelian
  • Mencari informasi
  • Mengambil dana
  1. Tahap pembelian
  • Berhubungan dengan toko
  • Mencari produk
  • Transaksi

Berbagai metode penjualan :

  1. Penjualan langsung : adanya kontak pribadi antara penjual dan konsumen, yang tidak berlangsung di dalam toko
  2. Iklan surat : produsen mengirimkan berbagai iklan cetak ke rumah-rumah konsumen melalui surat.
  3. Katalog ; publikasi cetak yang berisi informasi lengkap mengenai produk, biasanya berbentuk buku atau barang cetakan lainnya yang lebih tipis
  4. Telemarketing : penggunaan telepon untuk memasarkan produk

Dua macam telemarketing:

  • Outbound telemarketing : usaha pemasar untuk mengkontak konsumen dalam mempromosikan produknya
  • Inbound telemarketing : penyediaan nomor telepon bebas pulas oleh perusahaan agar konsumen tertarik menelpon produsen tanpa harus dibebani biaya
  1. Iklan respons langsung : iklan produk atau jasa melalui media cetak dan elektronik, yang salah satu pesannya agar konsumen bisa langsung merespons iklan tersebut.

Untuk mengetahui konsumsi produk atau penggunaan produk, seorang pemasar harus mengetahui  tiga hal :

  • Frekuensi konsumsi :seberapa sering suatu produk dipakai atau dikonsumsi
  • Jumlah konsumsi :kuantitas produk yang digunakan oleh konsumen
  • Tujuan konsumsi:menggambarkan situasi pemakaian oleh konsumen

Teori kepuasan atau ketidakpuasan yaitu the expectancy disconfirmation model yang mengemukakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh konsumen dari produk yang dibeli tersebut.

Ketika konsumen membeli sesuatu produk, maka ia memiliki harapan tentang bagaimana produk tersebut berfungsi.  Produk akan berfungsi sebagai berikut :

  • Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, inilah diskonfirmasi positif.  Jika ini terjadi, konsumen akan merasa puas.
  • Produk berfungsi seperti yang diharapkan, inilah konfirmasi sederhana.  Produk tersebut tidak memberikan rasa puas dan produk tersebut pun tidak mengecewakan konsumen, perasaan konsumen netral.
  • Produk berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, inilah diskonfirmasi negatif, menyebabkan kekecewaan sehingga konsumen merasa tidak puas.

Dimensi kualitas pelayanan:

  1. Sarana fisik
  2. Keandalan
  3. Responsif
  4. Menyakinkan
  5. Menaruh perhatian

Dimensi kualitas produk :

  1. Fungsi
  2. Fitur
  3. Keandalan
  4. Usia produk
  5. Pelayanan
  6. Estetika
  7. Persepsi kualitas

Loyalitas merek : pembelian ulang yang terus-menerus dari produk dan merek yang sama pada saat sekarang maupun masa datang dan akan menyebabkan munculnya komitmen merek, yaiotu kedekatan emosional dan psikologis dari seorang konsumen terhadap suatu produk.

Menurut Mowen dan Minor(1998), ada dua pendekatan untuk memahami loyalitas merek yaitu:

  • Pendekatan perilaku : melihat loyalitas merek berdasarkan kepada pembelian merek
  • Pendekatan sikap : melihat loyalitas merek berdasarkan sikap konsumen dan perilakunya.

Summarized by Mutiara Randy (majoring in Food science and Technology, college of Agricultural Technology – Bogor Agricultural University , Bogor-Indonesia )

Based on Ujang Sumarwan . 2003 . Perilaku Konsumen : Teori dan penerapannya dalam pemasaran (Consumer Behavior : Theory anda Application in Marketing )

www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id

Categories: Uncategorized

Bab 13 Proses pengambilan keputusan konsumen (chapter 13 Consumer decision-making process)

Schiffman dan Kanuk(1994) mendefinisikan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua arah atau lebih pilihan alternatif.  Jika konsumen tidak memiliki pilihan alternatif, ini bukanlah suatu situasi konsumen melakukan keputusan.  Suatu keputusan tanpa pilihan disebut “Hobson’s choice”.

Model manusia adalah suatu model tingkah laku keputusan dari seorang individu berdasarkan empat perspektif, yaitu :

  • Manusia ekonomi : manusia dipandang sebagai seorang individu yang melalukan keputusan secara rasional sehingga dia harus mampu mrenagking berbagai alternatif berdasarkan kebaikan dan keburukan produk alternatif produk tersebut dan mampu memilih yang terbaik dari alternatif yang tersedia dan berusaha mengambil keputusan yang memberikan kepuasan maksimum
  • Manusia pasif : manusia sebagai individu yang mementingkan diri sendiri dan menerima berbagai macam promosi yang ditawarkan pemasar, digambarkan sebagai pembeli yang irasional dan impulsif yang siap menyerah kepada usaha dan tujuan pemasar.
  • Manusia kognitif ; konsumen sebagai individu yang berpikir untuk memecahkan masalah, seringkali bisa pasif dalam menerima produk dan jasa apa adanya, tetapi seringkali juga sangat aktif dalam mencari alternatif produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasannya.
  • Manusia emosional : konsumen sebagai individu yang memiliki perasaan mendalam dan emosi yang mempengaruhi pembelian atau pemilikan barang-barang tertentu.  Jarang berusaha untuk mencari informasi sebelum membeli, lebih banyak mementingkan mood atau perasaan.

 

Tipe pengambilan keputusan konsumen :

  • Pemecahan masalah yang diperluas : konsumen tidak memiliki kriteria untuk mengevaluasi sebuah kategori produk atau merek tertentu pada kategori tersebut atau tidak membatasi jumlah merek yang akan dipertimbangkan ke dalam jumlah yang mudah dievaluasi.
  • Pemecahan masalah yang terbatas : konsumen memiliki kriteria dasar untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut.  Namun konsumen belum memiliki preferensi tentang merek tertentu.
  • Pemecahan masalah rutin : konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan dibelinya, ia juga memiliki standar untuk mengevaluasi merek.

 

Langkah-langkah keputusan konsumen:

  • Pengenalan kebutuhan, muncul ketika konsumen mengahadapi masalah yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.

Faktor-faktor pengaktifan Pengenalan kebutuhan yaitu :

  1. Waktu
  2. Perubahan situasi
  3. Konsumsi produk
  4. Perbedaan individu
  5. Pengaruh pemasaran
  • Pencarian informasi , dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa terpenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk.

Pencarian informasi terdiri dari:

  1. Pencarian internal : mengingat kembali semua informasi yang ada dalam ingatannya, berfokus pada produk dan merek yang sangat dikenalnya dan membaginya menjadi produk yang diterima dan yang ditolak.
  2. Pencarian ekstrenal : proses pencarian informasi mengenai berbagai produk dan merek, pembelian maupun konsumsi kepada lingkungan konsumen.
  • Evaluasi alternatif : proses mengevaluasi pilihan produk dan merek dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen, konsumen membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
  • Menentukan alternatif pilihan, terdapat dua teknik pemilihan yaitu:
  1. Teknik kompensatori : kelebihan suatu atribut dari sebuah merek dapat menutupi kelemahan dari atribut lainnya, biasanya dipakai jika koansumen mengambil keputusan dalam situasi keterlibatan tinggi.

Ia disebut tekhnik kompensatori karena melihat apakah skor yang tinggi pada beberapa atribut dapat mengkompensasi(menutup) atribut lain dengan skor yang rendah.

  1. Tekhnik non-kompensatori (model hirarki pilihan): diterapkan oleh konsumen pada situasi keterlibatan rendah.  Tekhnik ini menyatakan bahwa skor yang tinggi pada satu atribut tidak bisa menutupi(mengkompensasi) skor yang rendah pada atribut lain.

 

Beberapa tekhnik non-kompensatori yaitu :

  1. Teknik leksikografik : mengevaluasi merek alternatif berdasarkan atribut yang dianggap paling penting
  2. Teknik pengurangan bertahap : memilih merek berdasarkan performans atributnya yang paling penting, adanya penetapan skor minimum atau standar untuk atribut yang dianggap paling penting.
  3. Teknik konjungtif : penetapan batas minimum standar atau skor auntuk setiap atribut yang dievaluasi.
  4. Teknik disjungtif : menetapkan batas minimal skor untuk setiap atribut yang dievaluasi, namun teknik disjungtif akan memilih merek dengan skor yang tertinggi pada salah satu atribut dari merek tersebut.
  • Menentukan pilihan produk

 

Kriteria evaluasi : atribut atau karakteristik dari produk dan jasa yang digunakan untuk mengevaluasi dan menilai alternatif pilihan.

Atribut yang penting dan sering digunakan untuk evaluasi yaitu:

  1. Harga
  2. Merek
  3. Asal negara
  4. Kepercayaan
  5. Lingkungan

 

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencarian informasi :

  • Faktor risiko produk

Semakin tinggi konsumen memiliki persepsi risiko terhadap priduk yang akan dibelinya,maka konsumen akan mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai produk tersebut.

Faktor risiko produk terdiri dari :

  • Risiko keuangan
  • Risiko fungsi
  • Risiko psikologis
  • Risiko waktu
  • Risiko sosial
  • Risiko fisik
  • Faktor karakteristik konsumen
    • Pengetahuan dan pengalaman konsumen
    • Kepribadian konasumen
    • Karakteristik demografik
    • Faktor situasi : keadaan lingkungan yang dihadapi oleh seorang konsumen
      • Waktu yang tersedia untuk belanja
      • Jumlah produk yang tersedia
      • Lokasi toko
      • Ketersediaan informasi
      • Kondisi psikologis konsumen
      • Risiko sosial dari situasi
      • Tujuan belanja

Summarized by Mutiara Randy (majoring in Food science and Technology, college of Agricultural Technology – Bogor Agricultural University , Bogor-Indonesia )

Based on Ujang Sumarwan . 2003 . Perilaku Konsumen : Teori dan penerapannya dalam pemasaran (Consumer Behavior : Theory anda Application in Marketing )

www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id

Categories: Uncategorized

Bab 12 lingkungan dan situasi konsumen (chapter 12 environmental and consumer situations)

Lingkungan konsumen terbagi menjadi dua macam:

  • Lingkungan sosial : semua interaksi sosial yang terjadi antara konsumen dengan orang sekelilingnya
  • Lingkungan sosial : orang-orang lain yang berada di sekeliling konsumen dan termasuk perilaku dari orang-orang tersebut

Berdasarkan kedekatannya dengan konsumen, lingkungan konsumen bisa terbagi  ke :

  • Lingkungan mikro : lingkungan yang sangat dekat dengan konsumen, yang berinteraksi langsung dengan konsumen dan akan mempengaruhi perilaku, sikap, dan kognitif konsumen tertentu secara langsung.
  • Lingkungan makro : lingkungan jauh dari konsumen, bersifat umum dan berskala luas karena itu lingkungan makro memiliki pengaruh luas terhadap masyarakat bukan hanya kepada individu konsumen.
  • Lingkungan fisik : segala sesuatu yang berbentuk fisik yang berada disekeliling konsumen, bisa menempati ruang / tidak menempati ruang.

Situasi merupakan perilaku konsumen di suatu lingkungan untuk tujuan tertentu, situasi konsumen bisa berlangsung sangat singkat ( misal membeli koran saat menunggu di lampu lalu lintas), lebih lama ( berbelanja di swalayan , 10-15 menit), atau sangat lama ( mencari dan membeli kendaraan bekas, 1-7 hari).

Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) mengemukakan bahwa pengaruh situasi adalah pengaruh yang muncul dari faktor-faktor yang sangat terkait dengan waktu dan tempat, yang tidak tergantung kepada konsumen dan karakteristik objek(produk atau merek)

Mowen dan Minor (1998) mengemukakan bahwa situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu.  Situasi konsumen terdiri dari 3 faktor yaitu tempat dan waktu, penjelasan mengapa perilaku tersebut terjadi, dan pengaruhnya terhadap perilaku konsumen.

Situasi konsumen terdiri dari tiga macam:

  1. Situasi komunikasi : suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi / melakukan komunikasi, bisa pribadi maupun non-pribadi.
  2. Situasi pembelian : lingkungan atau suasana yang dialami konsumen ketika membeli produk atau jasa

Situasi pembelian dalam sebuah toko eceran akan memiliki karakteristik situasi konsumen :

  • Lingkungan fisik toko eceran, terdiri dari lingkungan informasi(ketersediaan informasi, format informasi, bentuk informasi) dan lingkungan toko (lokasi, layout, musik, warna, display barang, dan kesesakan)
  • Lingkungan sosial toko : interaksi konsumen dengan konsumen lainnya dan interaksi konsumen dengan pramuniaga atau tenaga penjualan.
  • Waktu, terdiri dari waktu sebagai variabel situasi, waktu sebagai sebuah produk
  • Situasi pemakaian dan strategi pemasaran

Summarized by Mutiara Randy (majoring in Food science and Technology, college of Agricultural Technology – Bogor Agricultural University , Bogor-Indonesia )

Based on Ujang Sumarwan . 2003 . Perilaku Konsumen : Teori dan penerapannya dalam pemasaran (Consumer Behavior : Theory anda Application in Marketing )

www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id

Categories: Uncategorized

Bab 11 Kelompok Acuan (chapter 11 reference group)

Kelompok merupakan kumpulan dua atau lebih orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama.

Kelompok mempengaruhi proses pembelian dengan dua cara:

  1. Kelompok mempengaeuhi pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen
  2. Anggota-anggota kelompok seringkali membuat keputusan bersama-sama.

Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang.  Kelompok acuan digunakan seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respons afektif dan kognitif dan perilaku dan akan memberikan standar dan nilai yang akan mempengaruhi perilaku seseorang .

Dalam perspektif pemasaran, kelompok acuan adalah kelompok yang berfungsi sebagai  referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi.

Jenis-jenis kelompok acuan :

  • Kelompok formal dan informal

Kelompok formal : kelompok yang memiliki struktur organsasi secara tertulis dan keanggotaan yang terdaftar secara resmi

Kelompok informal : kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi secara tertulis dan resmi, sifat keanggotaan tidak tercatat.

  • Kelompok primer dan sekunder

Kelompok primer : kelompok dengan keanggotaan yang terbatas, interaksi antaranggota secara langsung tatap muka, memiliki ikatan emosional anatar anggota dan adanya kesamaan dalam nilai dan sikap serta perilaku.

Kelompok sekunder : kelompok yang memiliki ikatan yang lebih longgar dari kelompok primer, antar anggota kelompok memiliki pengaruh kecil terhadap anggota lainnya.

  • Kelompok aspirasi dan disosiasi

Kelompok aspirasi : kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai atau perilaku orang lain yang dijadikan kelompok acuannya.

Kelompok disosiasi : seseorang atau kelompok yang berusaha untuk menghindari asosiasi dengan kelompok acuan.

Tiga macam pengaruh kelompok acuan :

  • Pengaruh normatif : pengaruh dari kelompok acuan terhadap seseorang melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti.

Pengaruh normatif akan semakin kuat terhadap seseorang untuk mengikuti kelompok acuan jika ada tekanan kuat untuk mematuhi norma-norma yang ada, penerimaan sosial sebagai motivasi kuat, dan produk dan jasa yang dibeli akan terlihat sebagai simbol dari norma sosial.

  • Pengaruh ekspresi nilai : kelompok acuan akan mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembawa ekspresi nilai.
  • Pengaruh informasi : kelompok acuan akan mempengaruhi pilihan produk atau merek dari seseorang konsumen karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya sarannya karena ia memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik.

Beberapa kelompok acuan yang terkait dengan konsumen :

v  Kelompok persahabatan

v  Kelompok belanja

v  Kelompok kerja

v  Kelompok atau masyarakat maya

v  Kelompok pegiat konsumen

Beberapa kelompok acuan yang digunakan dalam komunikasi pemasaran:

  1. Selebriti

Selebriti berfungsi untuk memberikan kesaksian, memberikan dorongan dan penguatan,  bertindak sebagai aktor dalam iklan, dan bertindak sebagai juru bicara perusahaan.

  1. Ahli atau pakar
  2. Orang biasa
  3. Para eksekutif dan karyawan
  4. Karakter dagang atau juru bicara
  5. Penguatan lainnya sebagai kelompok acuan (HALAL dari MUI, tanda persetujuan dari suatu lembaga)

Seorang konsumen akan meminta pendapat dari seseorang jika salah satu kondisi berikut terpenuhi (Engel, Blackwell dan Miniard 1995) :

a)      Konsumen tidak memiliki informasi yang cukup untuk mengambil keputusan

b)      Produk adalah rumit dan sulit dievaluasi dengan kriteria yang objektif

c)        Konsumen tidak mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi produk atau jasa walaupun telah diberikan informasi yang cukup

d)      Sumber informasi lain dianggap memiliki kredibilitas rendah

e)      Orang yang berpengaruh lebih mudah dihubungi daripada sumber lainnya. Sehingga konsumen bisa menghemat waktu untuk berkonsultasi dengannya

f)       Adanya hubungan sosial yang kuat antara pemberi pengaruh dan konsumen

g)      Konsumen tersebut membutuhkan persetujuan sosial

Tiga teori yang menjelaskan bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain dalam perilaku:

v  Teoti menetas : konsumen kelas bawah akan meniru perilaku dari konsumen kelas atas, pengaruh tersebut disampaikan melalui kelas sosial, cara berpakaian, dan gaya hidup.

v  Arus dua arah : ide-ide baru biasanya mengalir ke orang yang berpengaruh kemudian disampaikan lagi melalui lisan kepada orang-orang yang lebih pasif dalam mencari informasi

v  Interaksi multitahap : pemberi pengaruh dan penerima pengaruh dipengaruhi oleh media massa

Faktor-faktor yang mendorong terjadinya komunikasi lisan :

  1. Kebutuhan dari si pemberi informasi
    1. Untuk memperoleh perasaan prestise dan serba tahu
    2. Untuk menghilangkan keraguan tentang pembelian yang telah dilakukannya
    3. Untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang-orang yang disenanginya
    4. Untuk memperoleh manfaat yang nyata
    5. Kebutuhan dari penerima informasi
      1. Untuk mencari informasi dari orang-orang yang dipercaya daripada orang yang menjual produk
      2. Untuk mengurangi kekhawatiran tentang risiko pembelian
      3. Untuk mengurangi waktu dalam mencari informasi

Summarized by Mutiara Randy (majoring in Food science and Technology, college of Agricultural Technology – Bogor Agricultural University , Bogor-Indonesia )

Based on Ujang Sumarwan . 2003 . Perilaku Konsumen : Teori dan penerapannya dalam pemasaran (Consumer Behavior : Theory anda Application in Marketing )

www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id

Categories: Uncategorized

Bab 10. keluarga dan rumah tangga (chapter 10. families and households)

Keluarga dan Rumah Tangga

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang terikat oleh perkawinan, darah, dan adopsi.

Rumah tangga adalah istilah yang lebih luas dari keluarga.  Rumah tangga menggambarkan pengelolaan suatu tempat tinggal oleh sekelompok orang yang terikat oleh keluarga atau sebuah kelompok orang yang tidak memiliki ikatan keluarga.

Rumah tangga keluarga dan bukan keluarga

Rumah tangga keluarga adalah sebuah rumah tangga yang anggota-anggotanya terikat oleh hubungan perkawinan, darah, atau adopsi.

Rumah tangga keluarga terdiri atas hal-hal berikut ini :

  • Rumah tangga suami dan istri
  • Rumah tangga suami, istri, dan anak-anaknya
  • Rumah tangga suami dan istri, dan anak-anak tinggal dirumah tangga yang berbeda
  • Rumah tangga orang tua tunggal (ayah saja atau ibu saja)
  • Rumah tangga lainnya (saudara sekandung, atau anggota keluarga lainnya tinggal bersama dalam satu rumah)

Rumah tangga bukan keluarga adalah sebuah rumah tangga yang anggota-anggotanya tidak terikat oleh hubungan perkawinan, darah, atau adopsi.

Rumah tangga keluarga terdiri atas sebagai berikut :

  • Rumah tangga yang dihuni oleh seorang pria sendiri
  • Rumah tangga yang dihuni oleh seorang wanita sendiri
  • Rumah tangga yang dihuni oleh dua orang atau lebih yang tidak memiliki hubungan keluarga

Perananan anggota keluarga dalam pengambilan keputusan pembelian

  1. Inisiator(initiator), seorang anggotaq keluarga memiliki ide untuk membeli suatu produk.  Ia akan memberikan informasi kepada anggota keluarga lain untuk dipertimbangkan dan untuk memudahkan mengambil keputusan
  2. Pemberi pengaruh(influencer), seorang anggota keluarga selalu diminta pendapatnya mengenai suatu produk atau merek yang akan dibeli.  Ia diminta pendapatnya mengenai kriteria dan atribut produk yang sebaiknya dibeli.
  3. Penyaring informasi(gatekeeper), seorang anggota keluarga menyaring semua informasi yang masuk ke dalam keluarga tersebut.
  4. Pengambil keputusan(decider), seorang anggota keluarga memiliki wewenang untuk memutuskan apakah membeli suatu produk atau suatu merek.
  5. Pembeli(buyer), seorang anggota keluarga membeli suatu produk atau yang diberi tugas untuk melakukan pembelian produk
  6. Pengguna(user), seorang anggota keluarga menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa.

Peranan suami dan istri dalam pengambilan keputusan keluarga

Model pengambilan keputusan produk oleh sebuah keluarga, yaitu sebagai berikut:

  • Istri dominan dalam mengambil keputusan
  • Suami dominan dalam mengambil keputusan
  • Keputusan autonomi, keputusan yang bisa dilakukan oleh istri atau suami, yang bisa dilakukan tanpa tergantung dari salah satunya.
  • Keputusan bersama

Siklus hidup keluarga menggambarkan tahap-tahap yang dijalani oleh sebuah keluarga dengan semakin meningkatnya usia anggota keluarga.  Siklus hidup keluarga dimulai dengan masa lajang, menikah, memiliki anak,membesarkan anak, anak-anak pindah , orang tua sendiri tanpa anak,pasangan tua.

Keluarga harus mampu menjalankan delapan fungsi,yaitu sebagai berikut:

  1. Fungsi keagamaan
  2. Fungsi sosial budaya
  3. Fungsi cinta kasih
  4. Fungsi melindungi
  5. Fungsi sosialisasi dan pendidikan
  6. Fungsi reproduksi
  7. Fungsi ekonomi
  8. Fungsi pembinaan lingkungan

Beberapa fungsi keluarga yang erat kaitannya dengan sosialisasi anak sebagai konsumen adalah fungsi ekonomi, fungsi cinta kasih, dan fungsi sosialisasi dan pendidikan.

Sosialisasi adalah proses bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan, keahlian, dan hubungan sosial yang menyebabkan ia mampu berpartisipasi sebagai anggota masyarakat.

Sosialisasi anak sebagai konsumen diartikan sebagai proses dimana seorang anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan, dan sikap yang relevan dengan fungsinya sebagai konsumen dipasar.

Schiffman dan Kanuk mengemukakan model sosialisasi anak sebagai konsumen dengan dipengaruhi oleh faktor teman-teman yang mempengaruhi sikap dan perilaku yang lebih ekspresif seperti gaya, fashion, fads,”in/out” dan perilaku konsumen yang diterima, dan faktor anggota keluarga lainnya yang memperngaruhi nilai0nilai dasar dan perilaku seperti agama, keterampilan individu, cara berpakaian, etika, sopan santun, motivasi belajar, pekerjaan, karir, dan norma perilaku konsumen.

Model sosialisasi lainnya dikemukakan oleh Mowen dan Minor, menurut mereka, sosialisasi konsumen terdiri atas tiga unsur utama, yaitu faktor latar belakang, yang melakukan sosialisasi, dan proses belajar.  Faktor latar belakang adalah karakterisasi konsumen seperti status sosial ekonomi, jenis kelamin, usia, kelas sosial, dan agama yang dianutnya.  Yang melakukan sosialisasi adalah seseorang yang secara langsung berhubungan dengan konsumen dan memiliki pengaruh terhadap konsumen tersebut.  Yang melakukan sosialisasi tersebut selanjutnya akan mempengaruhi proses belajar konsumen melalui proses belajar modeling, proses belajar penguatan, dan proses belajar kognitif.

Summarized by Mutiara Randy (majoring in Food science and Technology, college of Agricultural Technology – Bogor Agricultural University , Bogor-Indonesia )

Based on Ujang Sumarwan . 2003 . Perilaku Konsumen : Teori dan penerapannya dalam pemasaran (Consumer Behavior : Theory anda Application in Marketing )

www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id

Categories: Uncategorized

Pertanyaan dan jawaban bab 9

What

Apakah yang dimaksud dengan pendapatan ?

Jawab : pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seorang konsum en dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah, pendapatan merupakan sumber daya material yang sangat penting bagi konsumen karena dengan pendapatan itulah konsumen bisa membiayai kegiatan konsumsinya.

Why

Mengapa pendapatan merupakan sumber daya material yang sangat penting bagi konsumen?

Jawab : karena melalui pendapatan tersebut, tiap konsumen dapat membiayai kegiatan konsumsinya.

When

Pada saat kapan para knsumen menggunakan kartu kredit?

Jawab : pada saat tidak mempunyai uang yang cukup untuk membayar suatu produk / jasa sehingga melalui kartu kredit, para konsumen dimudahkan dalam melakukan suatu transaksi.

How much

Berapa pengeluaran rata-rata per kapita sebulan di desa dan di kota untuk pembelian barang dan jasa goods and service menurut kelompok barang tahun 1999?

Jawab ; pengeluaran rata-rata per kapita sebulan di desa yaitu sebesar Rp. 8.151 dan di kota sebesar Rp.24.935

How many

Sebutkan pengukuran pendapatan yang diterima oleh seorang konsumen yang memiliki status pekerjaan?

Jawab : gaji pokok, tunjangan, bonus, dan pendapatan lainnya.

Who

Siapakah yang melakukan survei sosial ekonomi nasional (SUSENAS) dalam mengumpulkan data sosial ekonomi penduduk Indonesia?

Jawab: Badan Pusat Statistik

Whom

Kepada siapa pengukuran pendapatan dilakukan?

Jawab : kepada konsumen yang memiliki status pekerjaan seperti pegawai, karyawan, buruh, dan pegawai negri.

Where

Dimana para konsumen dapat memperoleh sumber kredit?

Jawab : pada lembaga keuangan seperti bank.

Summarized by Mutiara Randy (majoring in Food science and Technology, college of Agricultural Technology – Bogor Agricultural University , Bogor-Indonesia )

Based on Ujang Sumarwan . 2003 . Perilaku Konsumen : Teori dan penerapannya dalam pemasaran (Consumer Behavior : Theory anda Application in Marketing )

www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id

Categories: Uncategorized

Bab 9. Karakteristik Demografi, Ekonomi, dan Sosial Konsumen ( chapter 9. Demographic Characteristics, Economic, and Social Consumer)

April 28, 2011 Leave a comment

Tugas Diskusi MK. Perilaku Konsumen

  1. Apa yang dimaksud dengan Demografi, ekonomi dan sosial konsumen?

Jawab:

Karakteristik Demografi merupakan parameter untuk memahami konsumen melalui ilmu kependudukan. Elemen dalam ilmu demografi antara lain usia, agama, suku bangsa, jenis kelamin, dan lain-lain. Karakteristik ekonomi merupakan parameter karakteristik untuk memehami konumen melalui sudut pandang ekonomi antara lain melalui pendapatan, pengeluaran, dan penggunaan kartu kredit.

Karakteristik Sosial merupakan metode untuk memahami konsumen dari segi bagaimana konsumen memposisikan diri dalam kelas sosial tertentu dari gaya hidup, jenis barang dan jasa yang dikonsumsi, kepemilikan harta benda, dan kelas sosial.

2. Mengapa penting mempelajari karakteristik demografi, ekonomi dan sosial konsumen?

Jawab:

Penting mempelajari karakteristik demografi, ekonomi dan sosial konsumen karena setiap konsumen memiliki kemampuan kosumsi berbeda-beda berdasarkan masing-masing karakteristik. Ini memudahkan bagi produsen barang maupun jasa untuk data memenuhi kebutuhan konsumen berdasarkan segmen masing-masing.

3. Apa perbedaan demografi dengan subbudaya?

Jawab:

Demografi menggambarkan karakteristik suatu penduduk, dalam masing-masing unsur demografi memiliki subbudaya yang berbeda. Sedangkan subbudaya merupakan kelompok kecil dari suatu budaya yang dicirikan oleh adanya perubahan perilau antar kelompok kecil tersebut, perbedaan kecil tersebut berdasarkan karakteristik sosial, ekonomi dan demografi.

4. Mengapa kita perlu mengetahui detail demografi dan subbudaya?

Jawab:

Perlunya memahami detail demografi dan subbudaya adalah untuk memahami pola konsumsi pada individu berdasarkan subbudaya yang berbeda.

5. Gambarkan perbedaan sikap persepsi, perilaku yang diamati karena adanya subbudaya?

Jawab:

Contoh perbedaan berdasarkan subbudaya :

–          Sikap         : Anak-anak lebih bersikap manja, sedangkan dewasa akan tampak aneh bila bersikap manja.

–          Perilaku     : Anak-anak cenderung berperilaku ceroboh, sedangkan dewasa berperilaku hati-hati karena proses pembelajaran yang didapatnya sejak kecil.

–          Persepsi     :Pola pikir anak-anak cenderung mudah berubah, egois dengan keinginannya dan suka hal-hal baru. Dewasa cenderung berpikr stabil, tidak egois, dan toleransi.

6. Mengapa data-data demografi dikumpulkan ke pemerintah dan mengapa variable usia, pendidikan dan pekerjaan serta lokasi geografik penting dikumpulkan?

Jawab:

Data-data demografik dikumpulkan ke pemerintah agar pemerintah dapat mengetahui kondisi demografik rakyat di Indonesia secara umum. Data ini kemudian akan digunakan untuk menenetukan kebijakan yang tepat untuk mengatasi masalah yang terjadi misalakan kemiskinan, penyebaran penduduk. Baik kebijakan nasional maupun kebijakan daerah setempat. Sehingga kebijakan tidak salah sasaran.

7. Mengapa setiap warga negara harus memiliki pendidikan yang baik?

Jawab:

Pendidikan penting bagi warga secara individu maupun negara. Pendidikan yang diterima oleh seseorang akan memengaruhinya dalam melihat suatu masalah atau pun informasi dari beberapa sudut pandang. Pendidikan juga akan memengaruhi persepsi, sikap, dan perilaku dalam mengkonsumsi suatu produk barang maupun jasa. Secara agregat kemudian akan memengaruhi pola konsumsi suatu masyarakat secara umum.

8. Bagaimana anda melihat anak sebagai konsumen? mengapa anak menjadi konsumen yang potensial?

Jawab:

Anak pada usia tersebut memiliki daya keingintahuan yang tinggi, sehingga cenderung untuk mencoba sesuatu yang baru. Hal ini menjadikan sasaran yang potensial bagi produsen untuk memproduksi barang secara kreatif.

9. Bagaimana anda melihat remaja sebagai konsumen? mengapa remaja menjadi konsumen yang potensial?

Jawab:

Berkenaan dengan usia remaja yang ingin mengaktualisasikan dirinya di kehidupan masyarakat mencoba untuk menjadi trend center

10. Mengapa pendapatan, pengeluaran dan kredit konsumen serta kartu kredit merupakan karakteristik ekonomi yang sangat penting?

Jawab:

indikator pendapatan, pengeluaran dan kartu kredit dapat menjadi standar untuk mengetahui tingkat konsumsi konsumen akan produk dan jasa, seberapa besar jumlah produk dan jasa yang mampu dikonsumsi untuk kebutuhan primer maupun aktualisasi diri berdasarkan pendapatan (gaji) yang didapat.

11. Apa yang dimaksud kelas sosial? Mengapa kelas sosial penting dari segi ekonomi dan bisnis?

Jawab:

Kelas sosial: bentuk lain dari pengelompokan masyarakat ke dalam kelas/ kelompok yang berbeda.

Kelas sosial akan mempengaruhi jenis produk, jasa, merek yang dikonsumsi konsumen. Kelas sosial bawah,mengengah dan atas berbeda sesuai dengan kebutuhannya.

12. Indikator apa yang mudah untuk melihat,membedakan seseorang itu masuk dalam kelas sosial apa?

Jawab:

Indikator yang mempengaruhi jenis produk, jasa, merek pemilikan harta benda gaya hidup dan nilai-nilai yang dianutnya.

13. Bagaimana kelas sosial mahasiswa IPB?

Jawab:

Campuran (bawah,menengah dan atas) karena system pembayaran menggunakan system subsidi silang yang mampu dibayarkan sesuai pendapatan keluarga

14. Bagaimana pola konsumsi, perilaku, persepsi dan sikap mahasiswa IPB yang termasuk kelas sosial atas?

Jawab:

Mengkonsumsi barang-barang yang dikatakan mewah seperti laptop, hp dengan funsi multimedia, kendaraan pribadi (mobil,motor) kemudian menilai produk,jasa berdasarkan fungsi utama dan funngsi tambahan yang mampu didapatkan dari produk tersebut sehingga mahasiswa mau membayar lebih

Summarized by Mutiara Randy (majoring in Food science and Technology, college of Agricultural Technology – Bogor Agricultural University , Bogor-Indonesia )

Based on Ujang Sumarwan . 2003 . Perilaku Konsumen : Teori dan penerapannya dalam pemasaran (Consumer Behavior : Theory anda Application in Marketing )

www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id

Categories: Uncategorized

Bab 8. Budaya (chapter 8. culture)

April 26, 2011 Leave a comment

Budaya adalah segala nilai, pemikiran , simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat.

Sikap dan perilaku yang dipengaruhi oleh budaya :

  1. Kesadaran diri dan ruang
  2. Komunikasi dan bahasa
  3. Pakaian dan penampilan
  4. Makanan dan kebiasaan makan
  5. Waktu dan kesadaran akan waktu
  6. Hubungan keluarga, organisasi, dan lembaga pemerintah
  7. Nilai dan norma
  8. Kepercayaan dan sikap
  9. Proses mental dan belajar
  10. Kebiasaan kerja

Unsur-unsur budaya :

  • Nilai : kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau suatu masyarakat, biasanya berlangsung lama dan sulit berubah, tidak terkait dengan suatu objek atau situasi.  Nilai akan mempengaruhi sikap seseorang yang kemudian sikap akan mempengaruhi perilaku seseorang.
  • Norma : aturan masyarakat tentang sikap baik dan buruk, tindakan yang boleh dan tidak boleh.  Norma terbagi ke dalam dua macam, enacted norms (disepakati berdasarkan aturan pemerintah dan ketatanegaraan, biasanya berbentuk peraturan, undang-undang) dan cresive norms ( norma yang ada dalam budaya dan bisa dipahami dan dihayati jika orang tersebut berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang sama).

3 jenis cresive norms :

a)      Kebiasaan : berbagai bentuk perilaku dan tindakan yang diterima secara budaya.  Kebiasaan tersebut diturunkan dari generasi ke generasi ssecara turun menurun.  Kebiasaan juga menyangkut berbagai jenis perayaan yang terus menerus dilakukan secara rutin.

b)      Larangan : berbagai bentuk kebiasaan yang mengandung aspek moral, biasanya berbentuk tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang dalam suatu masyarakat.  Pelanggaran terhadap larangan mengakibatkan sangsi sosial.  Larangan yang berlaku di masyarakat Indonesia bisa bersumber dari budaya atau dari nilai-nilai agama.

c)       Konvensi : menggambarkan anjuran atau kebiasaan bagaimana seseorang harus bertindak sehari-hari dan biasanya berkaitan dengan perilaku konsumen.

  • Mitos : menggambarkan sebuah cerita atau kepercayaan yang mengandung nilai dan idealisme bagia suatu masyarakat.
  • Simbol : segala sesuatu ( benda, nama, warna, konsep) yang memiliki arti penting lainnya.

Produk dan jasa memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi budaya, produk mampu membawa pesan makna budaya.  Makna budaya adalah nilai-nilai, norma-norma dan kepercayaan yang dikomunikasikan secara simbolik.

Makna budaya yang telah melekat kepada produk akan dipindahkan kepada konsumen dalam bentuk pemilihan produk, pertukaran, pemakaian, dan pembuangan.

Budaya populer dinikmati bersama oleh semua masyarakat yang melewati batas negara,bangsa,agama,ras,dan perbedaan-perbedaan lainnya.  Macam-macam budaya populer yaitu:

  1. Iklan
  2. Televisi
  3. Musik
  4. Radio
  5. Pakaian dan aksesoris
  6. Permainan (games)
  7. Film
  8. Komputer

Summarized by Mutiara Randy (majoring in Food science and Technology, college of Agricultural Technology – Bogor Agricultural University , Bogor-Indonesia )

Based on Ujang Sumarwan . 2003 . Perilaku Konsumen : Teori dan penerapannya dalam pemasaran (Consumer Behavior : Theory anda Application in Marketing )

www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id

Categories: Uncategorized

Bab 7. Sikap konsumen ( chapter 7. consumer attitudes )

Sikap konsumen merupakan faktor penting yang mempengaruhi keputusan konsumen dan sangat terkait dengan konsep kepercayaan dan perilaku.

Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengania suatu objek, atributnya, dan manfaatnya, sangat terkait dengan pembahasan sikap karena pengetahuan konsumen adalah kepercayaan konsumen.

Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut.

Karakteristik sikap terdiri dari :

1.       Sikap memiliki objek

Di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan objek, objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan, media, dsb.

2.       Konsistensi sikap

Sikap memiliki konsistensi dengan perilaku.  Perilaku seorang konsumen merupakan gambaran dari sikapnya.  Faktor daya beli menyebabkan tidak konsistennya antara sikap dan perilaku.

3.       Sikap positif, negatif, dan netral

Seseorang mungkin menyukai apel(sikap positif) atau tidak menyukai apel(sikap negatif), atau bahkan ia tidak memiliki sikap (netral).  Sikap yang memiliki dimensi positif, negatif, dan netral disebut karakteristik valance dari sikap.

4.       Intensitas sikap

Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya.

5.       Resistensi sikap

Resistensi adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bisa berubah.  Pemasar penting memahami bagaimana resistensi konsumen agar bisa menerapkan strategi pemasaran yang tepat.  Pemasaran ofensif bisa diterapkan untuk mengubah sikpa konsumen yang sangat resisten atau merekrut konsumen baru.

6.       Persistensi sikap

Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu.

7.       Keyakinan sikap

Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya.

8.       Sikap dan situasi

Sikap seseorang terhadap suatu objek seringkali muncul dalam konteks situasi, ini artinya situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek.

4 fungsi dari sikap yaitu :

a. Fungsi utilitarian : mengarahkan perilaku untuk mendapatkan penguatan positif tau menghindari resiko, karena itu sikap berperan seperti operant conditioning.  Manfaat produk bagi konsumenlah yang menyebabkan seseorang menyukai produk tersebut.

b. Fungsi mempertahankan ego : untuk melindungi seseorang dari keraguan yang muncul dari dalam dirinya sendiri atau dari faktor luar yang mungkin menjadi ancaman bagi dirinya.  Sikap akan menimbulkan kepercayaan diri yang lebih baik untuk meningkatkan citra diri dan mengatasi ancaman dari luar.

c. Fungsi ekspresi nilai : untuk menyatakan nilai-nilai, gaya hidup dan identitas sosil dari seseorang.  Sikap akan menggambarkan minat, hobi, kegiatan, dan opini dari seorang konsumen.

d. Fungsi pengetahuan : keingintahuan merupakan karakter konsumen yang penting, ia selalu ingin tahu banyak hal, merupakan kebutuhan konsumen.  Konsumen perlu tahu produk terlebih dahulu sebelum ia menyukai kemudian membeli produk tersebut.  Pengetahuan yang baik mengenai produk tersebut seringkali mendorong seseorang untuk menyukai produk tersebut.

Strategi mengubah sikap konsumen :

1)      Kombinasi beberapa fungsi

2)      Mengasosiasikan produk dengan sebuah kelompok atau peristiwa

3)      Memecahkan konflik dua sikap yang berlawanan

4)      Mengubah evaluasi relatif terhadap atribut

5)      Mengubah kepercayaan merek

6)      Menambahkan sebuah atribut pada produk

7)      Mengubah penilaian merek secara menyeluruh

8)      Mengubah kepercayaan terhadap merek pesaing

Model sikap menurut Schiffman dan Kanuk adalah kognitif (pengetahuan dan persepsi konsumen yang diperoleh melalui pengalaman), afektif ( menggambarkan emosi dan perasaan konsumen), dan konatif (tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku terhadap suatu objek).

Solomon menyebut tricomponent model sebagai Model Sikap ABC, A ( affect) menyatakan sikap, B (behavior) menyatakan perilaku, dan C (cognitive) adalah kepercayaan.

Model sikap multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sikap sangat ditentukan olehsikpa konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi.

Model “the attitude-toward-object model”  digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap sebuah produk, sikap seorang konsumne terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai atribut yang dimilikinya.

Model sikap angka ideal memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk dan sekaligus bisa memberikan informasi mengenai merek ideal yang dirasakan konsumen.

Summarized by Mutiara Randy (majoring in Food science and Technology, college of Agricultural Technology – Bogor Agricultural University , Bogor-Indonesia )

Based on Ujang Sumarwan . 2003 . Perilaku Konsumen : Teori dan penerapannya dalam pemasaran (Consumer Behavior : Theory anda Application in Marketing )

www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id

Categories: Uncategorized